SEKOLAH YANG ANDA CARI

Materi Ke-NU-an kelas VII (Ajaran-Ajaran Paham Ahlu Sunnah wal Jama'ah) Ajaran-Ajaran Ahlu Sunnah Wal Jama'ah Ajaran-Ajaran Ahlu Sunnah Wal Jama'ah mencakup tiga bidang, yaitu: 1. Bidang Aqidah 2. Bidang Syari'ah 3. Bidang Akhlaq tasawuf Adapun secara detail, penjelasan mengenai ajaran-ajaran Ahlu sunnah wal Jama'ah sebagai berikut: a. Bidang Aqidah Berbicara tentang aqidah, tidak akan terlepas kaitannya dengan "iman" yang secara bahasa, artinya adalah percaya, akan tetapi bagi ahlu sunnah wal jama'ah iman itu adalah diucapkan dengan lisan, diakui dalam hati dan diamalkan dalam perbuatan. Sedangkan secara garis besarnya, dalam bidang aqidah--Ahlu sunnah wal jama'ah memiliki beberapa ajaran pokok, yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Allah mempunyai taqdir atas manusia tetapi manusia memiliki bagian untuk berusaha "kasb" 2. Paham Ahlu Sunnah Wal Jama'ah tidak mudah dalam mengkafirkan manusia. 3. Meniru Pola kehidupan Nabi Muhammad saw. artinya kita sebagai manusia tidak boleh berpikiran sempit, dan meniru apa adanya tanpa memfilternya (menyaringnya) terlebih dahulu. 4. Ahlu Sunnah wal jama'ah berkeyakinan bahaw alqur'an itu firman Allah bukan Makhluk (seperti pendapat Paham Muktazilah) 5. Ahlu Sunnah Wal Jama'ah meyakini bahwa Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan 1 sifat jaiz, sebagai berikut: 1) Wujud artinya Ada 2) Qidam artinya Dahulu 3) Baqa’ artinya Kekal 4) Mukhallafatu lil Hawaditsi artinya Berbeda dari Semua Makhluk 5) Qiyamuhu Binafsihi artinya Berdiri Sendiri 6) Wahdaniyah artinya Esa 7) Qudrat artinya Maha Kuasa 8) Iradat artinya Berkehendak 9) Ilmu Maha Mengetahui 10) Hayat artinya Hidup 11) Sama’ artinya Mendengar 12) Bashar artinya Melihat 13) Kalam artinya Berfirman 14) Qadiran artinya Mahakuasa 15) Muridan artinya Maha Berkehendak 16) ‘Aliman artinya Maha Mengetahui 17) Hayyan artinya Mahahidup 18) Sami’an artinya Maha Mendengar 19) Bashiran artinya Maha Melihat 20) Mutakalliman artinya Maha Berkata-kata sedangkan 20 sifat mustahil Allah adalah sebagai berikut: 1) ‘Adam artinya tidak ada 2) Huduts artinya baru atau permulaan 3) Fana artinya binasa atau rusak 4) Mumatsalatu lil Hawaditsi artinya menyerupai yang baru 5) Ihtiyaju li ghairihi artinya membutuhkan sesuatu selain dirinya 6) Ta’adud artinya berbilang lebih dari satu 7) ‘Ajzun artinya lemah 8) Karahah artinya terpaksa 9) Jahlun artinya bodoh 10) Mautun artinya mati 11) Shamamun artinya tuli 12) ‘Umyun artinya buta 13) Bukmun artinya bisu 14) ‘Ajizan artinya Mahalemah 15) Mukrahan artinya Maha terpaksa 16) Jahilan artinya Mahabodoh 17) Mayyitan artinya Mahamati 18) Ashamma artinya Mahatuli 19) A’ma artinya Mahabuta 20) Abkama artinya Mahabisu Sedangkan Sifat Jaiz Bagi Allah swt. Menurut arti bahasa jaiz artinya boleh. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah swt. yaitu sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya memperbuat sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya. Maksudnya Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya. 6. Ahlu Sunnah Wal Jama'ah berpendapat bahwa orang yang beriman kelak akan masuk surga dan melihat Allah. dengan izinNya. 7. Ahlu Sunnah Wal Jama'ah berpendapat bahwa keadilan Allah adalah Allah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. 8. Ahlu Sunnah Wal Jama'ah mentakwilkan lafadz "tangan Allah" "mata Allah" dan "wajah Allah" sebagai kekuasaan Allah, penglihatan Allah dan Dzat Allah. b. Bidang Syari'ah Secara definisi, Syari'ah berarti jalan, sedangkan secara istilah adalah hukum yang di tetapkan Allah untu hambaNya dengan perantara pada RosulNya. Dalam bidang Syari'ah, Paham Ahlu Sunnah Wal Jama'ah mengakui kebenaran Imam 4 madzhab, yaitu: Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hambali. di Indonesia cocok dengan madzhab Imam Syafi'i, karena sesuai dengan iklim dan cuaca di Indonesia. Sedangkan dalam menetapkan hukum, paham Ahlu Sunnah Wal Jama'ah didasarkan pada empat dasar hukum islam, yaitu: 1. Alqur'an 2. Hadist 3. Ijmak 4. Qiyas c. Bidang Akhlaq Tasawuf Akhlaq secara bahasa berasal dari bahasa arab yang artinya adalah tabi'at, budi pekerti, watak. sedangkan Imam Al-Ghozali memberikan pengertian akhlaq sebagai berikut: "Akhlaq adalah ungkapan tentang sikap, jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan atau pikiran terlebih dahulu" sedangkan tasawuf berasal dari kata "Shofaa" yang artinya adalah bersih atau suci. ada juga yang mengatakannya berasal dari "Shoff" yang berrati adalah barisan dalam sholat. namun ada juga yang berpendapat berasal dari bahasa yunani, Shopie yang artinya adalah hikmah, namun secara tujuannya sama yakni mementingkan kebersihan bathin. orangnya biasa dikenal dengan Sufi dan ilmu nya adalah tasawuf. jadi secara istilah, tasawuf adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain yang lebih tinggi dan lebih sempurna. Inti dari ajaran tasawuf adalah : 1. keikhlasan pengabdian kepada Allah swt. sehingga memiliki jiwa yang bersih, tidak sombong, selalu berhati-hati dan waspada, tidak mudah puas dan selalu meningkatkan ibadah kepada Allah swt. 2. menyadari kelemahan sebagai manusia sehingga selalu menerima kegagalan dengan kebersihan jiwa, lapang dada, selanjutnya tetap berikhtiar (berusaha) dengan sungguh-sungguh dan berserah diri kepada Allah swt.

0 komentar:

Posting Komentar